23 November 2012

Puisi 2012

Share

Di tangga

aku mengajakmu turun sesaat
untuk menaikan ingatan yang lama takterbaca
lantaran matamu diam-diam mulai tergoda,
sibuk menerka isi buku yang sampulnya taktereja

lalu,
aku tulis ulang puisi-puisiku
pada tangga pertama,
di lembar kedua bibirmu,
tepat diujung bulan
yang batal mengirim hujan
yang memadamkan curiga

di tangga kedua;
kusematkan lagi ciuman pendekku
di pelipis ingatanmu
yang juga nyaris layu

Yogyakarta, September 2012




Di sela puisi

di sela-sela puisi yang kita tanam
di halaman buku harian,
diam-diam ada spora
yang diterbangkan angin
dan menancapkan tunas
di bawah rerentukan cahaya

Yogyakarta, September 2012




Solitude

sejak september batal mengirim hujan pertama,
ingin kuperbarui tilas bibirku di bibirmu,
yang hampir padam oleh cuaca yang tak tertera
pada catatan yang mulai pucat tembaga. 

di dusun itu;
apakah kau masih mengerjakan nisan,
sedang di bilik jantungku masih ada pulsa jantungmu
yang terus memanjang takterjenjang,

sedang di bilik jantungmu,
ada jendela dengan engsel yang menua
yang deritnya juga tak tertera 
seperti musim yang terlambat jatuh
pada sejarah di punggungku yang layu.

Purwokerto, 29092012 




September di dusun saiku

ya, september mulai layu,
dan aku masih bermukim di dusun yang dulu.
meski ada yang sempat mengirim murung di permulaan musim,
sepertimu; aku masih menunggu hujan pertama di ujung bulan,
yang menandai pertemuan denganmu,
yang telah kita catat sebagai rencana.

ya, dalam tidur kita,
aku akan mengajakmu bicara
seperti saat aku diajak bicara oleh matamu
yang diam-diam telah begitu bersahabat
dengan mataku, saat kita sama-sama terpejam
melafal dada.

Purwokerto, 23 September 2012




Daun

lihatlah,
duapuluh tiga daun
telah layu dan tanggal dari dahan usia,
yang tumbuh di dadamu yang pasang

hitunglah,
berapa helai yang telah kau pakai
untuk menulis nasibmu sendiri,
catatlah pada sisi yang lain.

tak perlu risau
tentang gugur daun
lantaran musim selalu menukar semi
dengan semi yang lebih semi
pada hari-hari yang terus bersemi

ingatlah,
seperti embun aku bersemi 
pada musim semi di dadamu.

Purwokerto, Agustus 2012 



Puisi-Puisi ini terbit di 
Lampungpost, Minggu 4 Nopember 2012

| More

0 Comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.